Aku nggak pernah merasa sebebas ini sebelumnya. Kayak burung
yang baru pertama dikeluarin dari sangkar. Akhirnya aku bisa ngerasain udara
bebas di luar sana. Akhirnya bisa tau tempat diluar sana. Akhirnya bisa
ngelepas pikiran meski cuma sementara. Akhirnya bisa merasakan ikatan yang
nggak pernah dirasakan sebelumnya. Akhirnya bisa merasakan kebersamaan yang
nggak pernah aku dapat sebelumnya. Akhirnya bisa menikmati kekeluargaan yang
sebenarnya. Akhirnya bisa menjadi diri sendiri yang sebenarnya. Akhirnya bisa
menemukan yang pas dengan diri yang sebenarnya.
Thank’s for everything, AA.
Kita bukan sahabat. Kita nggak pernah yang namanya curhat
bareng-bareng.Tapi kita juga bukan hanya sekedar teman, karena kita memiliki
perasaan yang jauh lebih dari itu. Aku bilang, kita keluarga. Hari-hari biasa,
kita nggak selalu kuliah bareng. Hanya bertemu sesekali. Dan cukup dengan
sapaan hangat kalo ketemu. Cuma WA yang menyatukan kita semua di hari-hari
biasa. Aku sendiri nggak pernah merasa kesepian, atau galau, atau stres, atau
apalah semenjak ada grup kita di WA. Ada aja yang dibuat bahan pembicaraan.
Gojlokan, bercandaan, bullyan.
Dengan asal yang berbeda-beda, kita menjunjung tinggi
semboyan bangsa, bhinneka tunggal ika. Berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
Saling mengerti dan memahami satu sama lain. Aku nyaman dengan kalian.
Ada yang bilang, “ini caranya menikmati hidup”, kata Mas Nofal. Iya, aku
udah bisa menemukan itu, dengan kalian.
Untuk pertama kalinya aku ikut acara rutin AA. Dari namanya AA
(Accounting Adventure), kami ini sekumpulan anak akuntansi yang suka
jalan-jalan. For these three days, we done for Green Bay. Yap. Never forget that time. I can say
nothing. Just want to say, “thanks, for making my day.” I never felt this way
before. I just hope, we can spend some times later.
Untuk kalian, ini kenangan untuk Teluk Ijo,
Mas Dio, pak pengayom yang sudah mem-pamit-kan dan nggonceng
aku bwi-jember-bwi.
Mas Iqbal, pak spesialis tikung yang selalu jadi ketua
agenda nya AA.
Mas Nofal, mas paling perhatian dan sangat mengerti aku yang
gonceng aku teluk ijo-genteng.
Cici, sahabat, teman
tidur sekamar terkoplak yang paling klop.
Mas Lucha, pak tukang ngebut yang keliatannya cuek tapi care
nya luar biasa ke aku.
Mas Rozy, penagih pulsa yang selalu nempel cici.
Mas Adit, yang kadang diem tapi sekalinya ngomong langsung
bikin orang ketawa.
Mbk Khusnul, yang jadi tuan rumah penampung AA kalo ke BWI.
Mbk shella, mbak anggun yang jadi tuan rumah juga.
Mbak Denok, anak AA yang paling sering guyon garing dan
dibully.
Mas Agung, Pak mantan ketum yang kalo nyetir horor.
Putri, pendatang baru pasangannya Mas Agung yang selalu
dimanjain.
Mas Syiva, Mas Anggun yang paling senada warna motor, helm,
jas hujan, dan orangnya (ngawur mas Lucha yang ngomong).
Mbak Fika, yang kecil imut-imut tapi pikirannya "mendewasai"
banget.
Mas Eza, pak mantan co ku yang paling rempong padahal cowok
(kata Mas bob).
Mbak Reza, yang paling diem diantara kita semua.
Mas Yudha, anak kediri yang suka nya gojloki orang.
Mbak Sherly, ex-nya mas yudha yang mesti eker2an kalo di WA
yang sepertinya akan come back.
Mbak Rahayu, yang mesti guyonan bully2an sama mas Nofal.
Mas Nata, pak Habib yang hobby dibully anak-anak.
Mas Bubu, mas gendut unyu-unyu yang kemarin nggak bisa ikut.
Kalian luar biasa. Thank’s for everything you gave to me, AA.
ILU ({})